Thursday, 6 March 2014

Romantiknya seorang ahli tajwid dengan isteri - Tuan Ibrahim Tuan Man

Isteriku, saat pertama kali berjumpa denganmu,aku bagaikan berjumpa dengan saktah hanya bisa terpana dengan menahan nafas sebentar.

Aku dimatamu mungkin bagaikan Nun Mati di antara Idgham Billaghunnah,terlihat,tapi dianggap tak ada.


Aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku seperti Izhar, jelas dan terang.

Jika Mim Mati bertemu Ba disebut Ikhfa Syafawi, maka jika aku bertemu dirimu, itu disebut cinta.

Sejenak pandangan kita bertamu, lalu tiba-tiba semua itu seperti Idgham Mutamasilain melebur jadi satu.

Cintaku padamu seperti Mad Lazim...
Paling panjang di antar yang lain...

Setelah kau terima cintaku, hatiku rasanya seperti Qolqolah Kubro...
Terpantul-pantul dengan keras.

Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita seperti Iqlab,
ditandai dengan dua hati yang menyatu.

Sayangku padamu seperti Mad Thobi'i dalam al-quran,
Banyakkkkk...!!

Semoga hubungan kita ini seperti Idhgam Bilaghunnah,
cuma berdua, Lam dan Ro'

Layaknya seperti Waqaf Mu'annaqah,hanya boleh berhenti di salah satunya, kau atau aku ?

Meskipun perhatianku terlihat sembunyi seperti Lam Syamsiah, cintaku padamu seperti Alif Lam Qomariah,
terbaca jelas.

Isteriku, kau dan aku seperti Idgham Mutajanisain.
Perjumpaan 2 huruf yang sama makhrajnya tapi berlainan sifatnya.

Aku haraf cinta kita seperti Waqaf Lazim, terhenti sempurna di akhir hayat.

Sama halnya dengan Mad'Aridh dimana tiap Mad bertemu Lin sukun Aridh akan berhenti,
seperti itulah pandanganku ketika melihatmu.

Layaknya huruf Tafkhim,namamu pun bercetak tebal di fikiranku.

Seperti hukum Imalah yang di khususkan untuk Ro' saja,begitu juga aku yang hanya untukmu.

Semoga aku jadi yang terakhir untuk kamu seperti Mad Aridh Lissukun.

Nukilan asal : Tuan Ibrahim Tuan Man. ( tidak ada kena -mengena dengan admin )

No comments:

Post a Comment